Total Pengunjung

Pages

       
   

Penyakit Menular Malaria, Pencegahan dan Penyembuhannya


Plasmodium Protista Eukariotik yang ditularkan oleh nyamuk adalah penyebab utama dari Penyakit Malaria. Di dalam tubuh manusia parasit ini bersembunyi dan berkembang biak di dalam hati (liver) kemudian menginfeksi sel darah merah sehingga menyebabkan gejala seperti demam dan sakit kepala, yang mana pada kasus yang parah akan megarah ke koma(tidak sarkan diri) dan kematian.

Diperkirakan pada tahun 2009 dari 225 juta kasus malaria di seluruh dunia
781.000 ribu diantaranya berakhir dengan kematian.Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di belahan dunia khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia (khususnya Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara Afrika.
Ada empat jenis plasmodium yaitu plasmodium vivax, plasmadium ovale, malariae plasmodium dan plasmodium falciparum yang menyebabkan penyakit malaria. Khusus untuk plasmodium falciparum sering menjurus kepada sakit malaria berat yang sangat sering menyebabkan kematian (pada tahun 2010 diperkirakan 90% angka kematian akibat malaria terjadi di Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kasus malaria yang terjadi), sedangkan tiga jenis plasmodium lainnya adalah penyakit ringan yang sangat jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut. Selain itu adapula plasmodium knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada spesies hewan kera tetapi dapat juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil kemungkinannya.
Diperkirakan oleh para ahli selama lebih dari 50.000 tahun manusia telah diinfeksi oleh Penyakit malaria. Menurut rekaman sejarah demam periodik penyakit malaria telah ditemukan pada tahun 2700 SM di China dan kekaisaran
Romawi, dan  rekaman sejarah abad 19 mencatat bahwa pada perang pasifik diperkirakan sekitar 500.000 tentara AS terinfeksi,  dimana 60.000 diantaranya terbunuh karenanya.
Parasit malaria yang ditemukan pada jenis hewan mamalia orang utan dan gorila sangat mirip dengan parasit malaria yang ditemukan pada manusia. Diperkirakan berdasarkan bukti-bukti terkini bahwa penyakit malaria pada manusia mungkin berasal dari gorila.
Kata Malaria berasal dari bahasa Italia “Mala Aria” yang berarti “bad air” atau dalam bahasa Indonesia “udara buruk”. Penyakit ini pernah juga disebut penyakit demam rawa. Penyakit malaria pernah mewabah di Eropa dan Amerika Utara walaupun saat ini penyakit ini semakin jarang ditemukan di belahan dunia tersebut, dikarenakan oleh perubahan geografi yang telah menyingkirkan rawa rawa tempat sebagian besar nyamuk penyebar malaria tinggal dan berkembang biak.

Pencegahan Malaria
Upaya pencegahan malaria telah dilakuakan bertahun-tahun dengan cara pencegahan dari dalam yaitu dengan obat-obatan maupun pencegahan dari luar yaitu dengan menggunakan kelambu dan sebagainya. Upaya pencegahan malaria dengan menggunakan obat-obatan umumnya dengan menggunakan jenis obat yang sama dengan jenis obat yang digunakan untuk mengobati malaria, bahkan obat-obatan ini bekerja dengan lebih baik sebagai pencegah karena akan langsung dapat membunuh parasit yang masih sensitif pada saat baru memasuki sistem tubuh manusia.
Obat Klorokuin sangat efektif untuk mencegah parasit plasmodium falciparum untuk masuk lebih lanjut ke dalam sistem tubuh manusia. Obat ini digunakan satu kali seminggu selama dua minggu sebelum tiba di daerah dengan intensitas malaria tinggi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemakaian selama 4 minggu setelah meninggalkan daerah tersebut.
Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria.

1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam jangka waktu yang lebih panjang)
Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.
Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)
Mudah untuk dibeli di apotek.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Tidak dianjurkan digunakan oleh wanita hamil.
Tidak dapat digunakan oleh orang dengan gangguan ginjal berat.
Harga yang lebih mahal.

2. Klorokuin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Tidak dapat digunakan pada daerah dimana plasmodium telah mengembangkan kekebalan pada obat ini.
Obat digunakan dalam jangka yang cukup panjang yaitu 4 minggu setelah pulang dari daerah epidemi, dan haru digunakan 2 minggu sebelum berangkat ke daerah epidemi malaria.

3. Doxycycline
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.
Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.
Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and leptospirosis.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Obat ini bernahaya bagi ibu hamil dan anak-anak.
Obat ini harus digunakan selama 4 minggu setiap hari setelah pulang dari tempat epidemi malaria.
Obat ini dapat meningkatkan rasa sensitif terhadap sinar matahari.
Beberapa orang dapat mengalami gangguan perut dalam penggunaan obat ini.

4. Mefloquine
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.
Dapat digunakan oleh wanita hamil.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Tidak dapat digunakan di daerah yang mana plasmodium malaria telang mengembangkan kekebalan terhadap obat ini.
Tidak dapat digunakan pada pasien dengan kasus psikologi tertentu.
Tidak dianjurkan untuk pasien sakit jantung
Tidak dapat digunakan pada pasien yang mengalami kejang.
Obat ini harus digunakan 2 minggu sebelum ke tempat epidemi malaria.
Obat ini haru terus digunakan selama 4 minggu setelah kembali dari daerah epidemi malaria.

5. Primakuin
Alasan yang membuat anda mungkin memilih obat ini :
Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok digunakan di daerah epidemi malaria vivax.
Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.
Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.
Alasan yang membuat anda mungkin tidak memilih obat ini :
Tidak dapat digunakan oleh ibu hamil.
Dapat menyebabkan gangguan perut pada orang tertentu.
Pencegahan malaria dapat pula dilakukan dengan memasang kelambu untuk menangkal gigitan nyamuk pada saat tidur. Selain itu pemakaian obat nyamuk bakar maupun semprot dapat mengusir nyamuk dari dalam ruangan, walaupun mempunyai efek jangka panjang yang kurang baik bagi kesehatan. Pencegahan dengan cara menyingkirkan genangan air dan membersihkan tempat-tempat yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak lebih disarankan daripada penggunaan bahan kimia berbahaya.

Diagnosa Penyakit Malaria
Pemeriksaan penyakit malaria umumnya adalah melalui pengamatan mikroskopis (pengamatan dengan menggunakan mikroskop). Contoh darah diambil dari pasien yang diduga terserang penyakit malaria dan diamati di laboratorium oleh tenaga ahli dengan menggunakan mikroskop.
Selain contoh darah adapula yang menggunakan air kencing (urin) atau air ludah sebagai objek untuk diamati guna mendeteksi adanya parasit dalam cairan tubuh tersebut. Teknik pendeteksian yang lebih modern sudah ditemukan seperti tes atigen, walaupun teknik ini jarang digunakan di tempat-tempat atau daerah dengan intensitas malaria tinggi.
Pemeriksaan untuk mendiagnosa penyakit malaria yang mempunyai tingkat keakuratan yang tinggi dan murah sampai saat ini adalah pemeriksaan mikroskopis pada contoh darah pasien. Parasit plasmodium dapat diamati dan dibedakan jenisnya dibawah mikroskop, sehingga akan lebih akurat dan mudah untuk menentukan prosedur pengobatan pada pasien malaria. Tersedia juga tes instant (hanya 15-20 menit) untuk mendeteksi parasit malaria dengan menggunakan Tes Antigen. Tes Antigen menggunakan alat “dipstick” yang ditetesi oleh darah dari pembuluh vena yang diambil dari ujung jari, yang kemudian akan tampak berupa garis-
garis berwarna yang akan tampak secara visual pada dipstick jika dalam darah terdapat parasit.
Meskipun tes antigen merupakan cara tercepat mendeteksi malaria yang ada pada saat ini, tetapi teknik ini dinilai kurang akurat karena tidak dapat menentukan jumlah parasit dalam darah.
Di Afrika diagnosa malaria cepat seringkali dilakukan hanya dengan mengamati gejala yang timbul seperti demam dan syok yang sering terjadi pada malaria akut, hal tersebut dilakukan dikarenakan banyaknya macam bakteri penyakit lain yang sering ditemukan dalam darah dengan menggunakan pengamatan mikroskop, sehingga akan sulit mengamati parasit malaria.
Sementara itu beberapa laboratorium klinis telah mengembangkan juga metode pengamatan baru yaitu metode molekular yang dipercaya mempunyai keakuratan yang lebih tinggi dari pengamatan mikroskopis, walaupun metode ini sulit diterapkan didaerah-daerah dan negara-negara dengan intensitas malaria tinggi karena membutuhkan biaya yang sangat mahal.

Penyebab Malaria
Penyebab Malaria adalah parasit yang merupakan anggota genus plasmodium. Penyakit Malaria pada manusia umumnya disebabkan oleh 4 jenis plasmodium yaitu Vivax, ovale, malariae dan falciparum, sedangkan plasmodium knowlesi yang kebanyakan ditemukan pada kera atau orang utan kecil jumlahnya ditemukan pada manusia.
Nyamuk yang menjadi penyebar dari parasit ini adalah nyamuk Anopheles betina, yang mana nyamuk ini menjadi terinfeksi sebelumnya dengan menggigit orang yang telah terinfeksi oleh parasit plasmodium. Nyamuk ini akan membawa parasit ini dalam tubuhnya selama satu minggu sampai waktu makan selanjutnya, yang mana nyamuk tersebut akan menggigit orang lain sekaligus menyuntikan parasit plasmodium kedalam darah orang itu.
Penyakit malaria yang tinggal di dalam sel darah merah dapat juga ditularkan melalui transfusi darah, jarum suntik yang telah terkontaminasi, atau transplantasi organ. Penyakit malaria juga dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayinya.
Dari seluruh jenis plasmodium yang menyerang manusia, plasmodium vivax paling sering ditemukan dalam kasus penyakit malaria di seluruh dunia, sementara plasmodium falciparum paling sering ditemukan sebagai penyebab malaria akut yang menyebabkan kematian di seluruh dunia dengan angka sekitar 90% dari total kematian akibat penyakit malaria di seluruh dunia.
Parasit plasmodium knowlesi selain menyerang hewan mamalia seperti kera,monyet, dan orang utan, juga menyerang hewan lain seperti reptil, hewan pengerat, dan burung.

Pengobatan Malaria
Selama beberapa dekade telah ditemukan beberapa jenis obat yang terbukti dapat ‘meredakan’ sakit malaria. Kata ‘meredakan’ digunakan karena kenyataannya penyakit malaria adalah penyakit yang sangat sulit disembuhkan secara total, hal ini dikarenakan parasit plasmodium yang menjadi penyebab penyakit malaria bersembunyi di dalam hati (liver) manusia sehingga aman dari terjangan atau serangan obat. Parasit plasmodium bersembunyi dan sewaktu-waktu dapat kembali berkembang biak dan kembali menginfeksi sel darah merah. Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan malaria sebagian besar dapat pula digunakan untuk pencegahan penyakit malaria. Obat-obatan ini akan menjadi lebih bermanfaat dan efektif apabila digunakan untuk pencegahan, karena parasit akan langsung dapat dimatikan oleh obat sebelum sampai ke sistem hati (liver) manusia dan bersembunyi di sana. Penanganan dan pengobatan malaria umumnya menggunakan beberapa macam obat yaitu klorokuin, primakuin, dan quinacrine. Obat-obatan ini menyerang parasit malaria dalam darah dan hati (liver) dapat merusakan sel hati yang sehat, sehingga kurang baik dan dapat membawa efek samping yang buruk pada pasien jika digunakan dalam dosis berat atau dalam waktu yang panjang.
Obat malaria yang paling sering digunakan di Indonesia untuk menagani dan mengobati malaria adalah primakuin dan klorokuin. Primakuin umumnya digunakan pada pasien positif malaria vivax atau ovale dengan dosis 1 kali per hari selama 14 hari berturut-turut, sedangkan klorokuin lebih banyak digunakan untuk mengatasi malaria falciparum dengan dosis 2,5 gram yang dibagi selama 3 hari (1 gram penggunaan awal disusul dengan 500mg per 24 jam.
Pengobatan dengan menggunakan Kina sering digunakan untuk mengobati malaria atau juga kombinasi antara 2 parasit misalnya falciparum dan vivax, dengan dosis 650g per hari selama 7 hari berturut-turut. Efek samping dari Kina adalah mengganggu pendengaran bahkan dapat merusak pendengaran.
Konsultasikanlah dengan dokter anda untuk memperoleh informasi pengobatan yang lebih jelas dan lengkap.

Index

 
jika ingin menyalin sebagian atau keseluruhan isi halaman ini, mohon cantumkan sumber alamat tautan ini