Rangkaian lampu LED sering kita perlukan dalam membuat indikator suatu
perangkat ataupun sebagai alat penerangan darurat. Rangkaian lampu LED pada
gambar dibawah dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam membuat lampu
menggunakan LED (Light Emitting Diode).
Pada dasarnya rangkaian lampu LED sangat sederhana, yaitu terdiri dari
sumber tegangan (batere atau atau sumber tegangan lain), resistor (sebagai
penahan arus) dan LED (sebagai beban yang akan dihidupkan). Sebelum membuat
rangkaian lampu LED perlu diketahui konstruksi fisik atau bentuk komponen LED
tersebut agar tidak salah menentukan kaki LED. Berikut gambar fisik dan simbol
LED.
Bentuk Dan Simbol LED (Light
Emitting Diode)
Dari gambar dan simbol LED diatas kita dapat membedakan kiki LED yaitu
kaki anoda dan kaki katoda. Kaki anoda pada rangkaian LED harus dihubungkan ke
sumber positif dan kaki katoda dihubungkan ke sumber tegangan negatif. Rangkaian
lampu LED seperti dijelaskan diatas terdiri dari sumber tagangan, resistor dan
LED.
Rangkaian dasar lampu LED agar LED dapat menyala dan tidak rusak dapat
dilihat pada rangkaian dasar lampu LED berikut.
Rangkaian Dasar Lampu LED
Dari rangkaian
dasr lampu LED diatas dipasng sebuah resistor yang berfungsi untuk menahan arus
yang mengalir ke LED. resistor ini dipasang karena LED hanya boleh dialiri arus
maksimum 20 mA saja, apabila lebih dari 20 mA tersebut maka LED akan putus atau
mati. untuk menetukan nilai resistor tersebut dapat dihitung dengan rumus
berikut.
R = (Vs – 2 volt) / 0,02 A
Dimana :
R = Resistor
(Ohm)
Vs = Tegangan
sumber untuk menyalakan LED (volt)
0,02 Ampere =
arus maksimum LED
LED pada rangkaian lampu LED diatas dapat diparalel ataupun seri, apabila
menggunakan LED lebih dari satu maka nilai resistor dan banyaknya resistor yang
dipasang mengikuti bentuk rangkaian yang digiunakan, yang penting arus maksimum yang mengalir pada LED adalah 20 mA.
Semakin besar tegangan sumber maka semakin besar pula nilai resistansi resistor
yang digunakan.