Total Pengunjung

Pages

       
   

Pukul Pantat Anak Beresiko Gangguan Mental Pada Anak

imgJakarta, Setiap orangtua pasti punya caranya sendiri-sendiri untuk mendidik anak. Hal ini bisa dipengaruhi kepribadian, didikan orangtuanya terdahulu atau pengaruh lingkungan ketika si orangtua beranjak dewasa. Tak heran jika didikan terhadap anak sama halnya dengan prinsip yang sudah tertanam kuat dalam kepribadian masing-masing orangtua.

Yang memprihatinkan adalah orangtua yang suka memberikan hukuman fisik pada anak-anak seperti menampar pantat anaknya. Pasalnya menurut sebuah penelitian dari Kanada, orangtua semacam ini cenderung akan mengalami gangguan mental.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini dikemukakan bahwa gangguan mental seperti depresi, kecemasan, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan dan gangguan kepribadian lainnya bisa dikaitkan dengan hukuman fisik.

Hukuman fisik yang identik dengan mendorong, menyerobot, menampar dan memukul anak-anak ini biasanya dilakukan dalam kerangka kekerasan fisik, pelecehan seksual, pelecehan emosional, penelantaran fisik atau pengabaian emosional.

"Hal ini jelas-jelas menunjukkan bahwa hukuman fisik seharusnya tidak diterapkan pada anak-anak usia berapapun dan kita perlu mempertimbangkan berbagai kebijakan dan program perlindungan anak-anak dari kondisi semacam itu," ungkap peneliti Tracie Afifi dari departemen ilmu kesehatan publik di University of Manitoba.

Afifi berharap temuan dari studi yang melibatkan lebih dari 34.000 orang dewasa di Amerika Serikat tersebut akan membuat para orangtua berpikir dua kali ketika akan menampar pantat anaknya sebagai hukuman fisik.

"Orangtua harus menyadari keterkaitan diantara keduanya," kata Afifi seperti dilansir dari CBC, Senin (2/7/2012).

"Oleh karena itu penting bagi para dokter anak dan penyedia layanan kesehatan lainnya yang bekerja dengan anak-anak dan orangtua untuk menyadari keterkaitan antara hukuman fisik dan gangguan mental berdasarkan studi ini," simpul tim peneliti Afifi.

Lagipula memukul pantat anak sebagai bentuk pendidikan terhadap anak sudah dilarang di 33 negara, meskipun di Kanada dan Amerika Serikat sendiri hukuman fisik terhadap anak masih dianggap legal bagi orangtua.

Afifi pun merekomendasikan agar anak-anak didisiplinkan dengan metode Positive Reinforcement untuk mendidik anak-anaknya. Metode yang dipelopori oleh psikolog terkemuka Ivan Pavlov, Edward L. Thorndike, John B. Watson and B.F. Skinner ini mengajukan metode berupa modifikasi perilaku anak-anak.

Index

 
jika ingin menyalin sebagian atau keseluruhan isi halaman ini, mohon cantumkan sumber alamat tautan ini