Total Pengunjung

Pages

       
   
Showing posts with label Anak. Show all posts
Showing posts with label Anak. Show all posts

Liburan Seru, Anak Tetap Sehat

Libur telah tiba. Saatnya merencanakan kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga. Tapi ingat jangan sampai melupakan kesehatan anak agar liburan pun menjadi nyaman.
Saat liburan tiba biasanya setiap anak akan menyambut gembira, banyak hal yang ingin mereka lakukan. Kewajiban setiap orang tua adalah tetap menjaga stamina anak agar bisa menikmati liburan, karena jika salah satu anak ada yang sakit, rencana liburan yang menyenangkan akan terganggu.
Sebelum memulai liburan dengan keluarga, seperti diulas healthychild.org, pastikan anak-anak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Dengan waktu tidur yang sesuai, anak akan merasa segar pada saat bangun di esok harinya. Jika akan melakukan kegiatan di malam hari, pastikan saat siang atau sore hari anak-anak telah beristirahat dengan cukup.
Ketika libur, anak-anak cenderung ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis, dan jajan sembarangan. Pastikan anak Anda mengkonsumsi makanan yang begizi sebelum melakukan liburan, setelah memakan makanan bergizi anak Anda boleh mengkonsumsi permen atau makanan yang manis 2 sampai 3 kali. 
Makanan yang kaya akan vitamin dapat membatu sistem imun anak anda untuk melindunginya dari udara dingin atau virus yang ada dilingkungan sekitar.
Pada saat berlibur, anak-anak cenderung untuk bermain dengan keadaan sekitarnya, bermain dengan teman-teman yang sedang sakit bisa menularkan penyakit yang disebabkan oleh virus. 
Tetaplah menjaga kebersihan tangan anak anda dengan mencuci tangan memakai sabun dan mengalirkannya dengan air bersih selama kurang lebih 20 detik, atau bisa juga menggunakan hand sanitizer.
Persiapkan makanan yang aman dan sehat. Ingat empat hal penting, yaitu mencuci tangan dan mengeringkannya, menghindarkan kontaminasi, masaklah makanan pada suhu yang sesuai, dan simpanlah pada tempat yang bisa menahan suhu makanan tersebut.
Usahakan membawa obat-obatan yang biasa digunakan oleh anak anda pada saat anda bepergian, sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Anda telah mempersiapkannya. 
Jika anak Anda sakit, pastikan saat Anda akan pergi belibur kondisi mereka sudah benar-benar sembuh. Karena jika tidak, bisa jadi anak anda akan sakit kembali atau bahkan lebih parah.
Tetap menjaga kesehatan Anda sebagai orang tua, dengan istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan menghindari orang yang sakit, sehingga anda tetap sehat dan mengurangi anak anda terpapar flu dan virus.
Jadi, jika Anda menginginkan liburan yang menyenangkan istirahat yang cukup, konsumsi makanan yang bergizi dan jagalah kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar. Selamat berlibur.
Berikut tips singkat sebelum melakukan liburan dengan anak anda :
  1. Persiapkan segala sesuatunya dengan matang, dalam hal makanan, pakaian dan kenyamanan anak Anda.
  2.  Jangan lupa membawa obat-obatan yang diperlukan oleh anak-anak.
  3. Sosialisasikan dengan anak Anda, tempat liburan apa yang mereka inginkan, biarkan mereka mengeluarkan ide-idenya, dan berikan mereka pilihan tempat untuk liburan, sehingga merangsang mereka untuk berpikir.
  4. Sesuaikan budget yang ada dengan tempat pilihan liburan Anda.

Ciri-Ciri Pengasuh Yang Terbaik Untuk Anak


Saat ini semakin banyak kejahatan yang timbul, buat Anda para pembaca on-by, wajib diperhatikan tingkah laku seorang pengasuh anak Anda. Sedikit saja Anda lupa terhadap pengawasan anak Anda, Anda akan mengalami kesedihan panjang berupa kehilangan seorang buah hati yang Anda cintai.
Berikut ini OB berikan ulasan sedikit tentang pengasuh anak yang baik buat Anda, antara lain :
1.      Anak senang
Tentunya sedikit tidaknya Anda mengenali anak Anda sendiri. Hal ini dapat dilihat dari wajahnya dan sikapnya. Apabila anak terlihat senang terhadap pengasuhnya, maka ia akan menunjukkan sikap yang ceria ataupun senang.
2.      Anak tidak akan berhenti menceritakan apa yang terjadi dalam kesehariannya, baik dengan pengasuh atau aktivitasnya di luar kepada orang tuanya
Dalam kesibukan Anda, tentunya Anda juga akan meluangkan waktu meskipun sedikit untuk buah hati yang Anda cintai. Pada saat Anda bersama anak Anda, anak Anda akan menceritakan hal kesehariannya kepada Anda apapun itu. Pada saat demikian, janganlah Anda berpaling atau menghindar dari pembicaraan anak Anda. Dengarkanlah dia agar kasih sayangnya kepada Anda tidak akan hilang.
3.      Pengasuh akan memberi solusi terbaik buat anak kepada orang tuanya
Dalam keseharian pengasuh dalam merawat anak Anda, tentunya suatu saat ia akan menemukan hal perubahan yang timbul dari anak Anda. Baik itu ucapannya, tingkah lakunya, ataupun lainnya. Sebagai pengasuh yang baik akan memberikan solusi terhadap Anda untuk pengembangan diri terhadap si Anak tersebut, seperti alat bantu untuk berjalan, seperti alat bantu membaca, menulis, atau bahkan pendidikan. Maka untuk itu Anda sebagai orang tua, harus ikut serta dalam memenuhi kebutuhan untuk pengembangan diri anak Anda.
4.      Pengasuh menjaga hubungan baik kepada anak dan orang tuanya dengan melihat latar belakang pengasuh anak
Sebelum Anda mengenali pengasuh anak Anda, sebaiknya Anda terlebih dahulu mengetahui latar belakang pengasuh anak Anda sebelum Anda memiliki anak. Jika Anda sudah mengetahui jauh sebelum memiliki anak, pastinya Anda tidak akan merasa khawatir lagi untuk meninggalkan anak Anda bersama pengasuhnya. Dan pengasuh juga akan menjaga hubungannya terhadap keluarga Anda untuk dapat bekerja lebih lama lagi ataupun pekerjaan yang lebih baik lagi dari yang Anda berikan selain pekerjaan mengasuh anak Anda.
5.      Pengasuh menunjukkan rasa simpati terhadap kegiatan anak
Waktu berlalu pastinya anak Anda mengalami perubahan. Dan tentunya pengasuh yang baik akan memberikan semangat terhadap perubahan anak Anda yang bertujuan positif.
6.      Anak akan mengalami perubahan menjadi lebih baik
Jika anak Anda merasa nyaman dan senang bersama pengasuhnya, apapun ucapan dari pengasuh akan diikuti oleh anak Anda. Pengasuh akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak Anda, karena apa yang diberikan pengasuh akan diikuti oleh anak Anda. Berilah perhatian sedikit terhadap tingkah laku anak Anda setiap saat, ke arah lebih baik atau buruk?
7.      Anak akan terawat dan bersih
Apabila pengasuh Anda sayang terhadap anak Anda, pengasuh pastinya akan menjaga kebersihan anak Anda, hidup yang penuh dengan kedisiplinan, dan sehat.
8.      Anak tidak sering mengalami kecelakaan
Banyak pengasuh yang lalai terhadap pemantauan anak yang diasuhnya. Anak bisa jatuh dan terluka. Jika pengasuh itu baik, maka dia akan menjaga anak Anda sebaik-baiknya seperti menjaga sebuah berlian megah. Tingkah laku  yang terjadi terhadap anak Anda setiap detik, pasti dia perhatikan

Apabila Anda menemukan kedelapan karakter pengasuh anak yang demikian, tentunya Anda akan merasa senang dan bangga. Bahkan Anda pasti akan bercerita ke tetangga, atau bahkan Anda akan memberikan sebuah hadiah atas kebaikannya tersebut, bisa berupa uang, liburan, atau hadiah lainnya.
Sayangi lah anak Anda seperti Anda menyayangi orang tua Anda.
Luangkanlah banyak waktu untuk anak Anda, janganlah terlalu memikirkan pekerjaan Anda yang membuat Anda jauh dari anak Anda jika Anda mencintai anak Anda.

Semoga tips OB ini bermanfaat untuk Anda.

Akibat Orang Tua Ribut Di Depan Anak, Anak Jadi Gemar Menumpuk Hutang?

Pertengkaran rumah tangga memang hal yang wajar, misalnya saja bertengkar soal uang.
Kalaupun toh terjadi, sebaiknya jangan dilakukan di depan sang buah hati. Sebuah penelitian menemukan bahwa anak yang sering melihat orangtuanya bertengkar karena uang nantinya akan jadi gemar berutang.
Alasan yang mendasari kecenderungan ini adalah karena rumah tangga yang penuh pertengkaran membuat anak jadi mudah depresi, antisosial dan melukai dirinya sendiri ataupun orang lain. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa pertengkaran orangtua mengenai masalah keuangan di depan anak dapat menyebabkan anak menumpuk utang saat dewasa.
Para peneliti dari East Carolina University mensurvei lebih dari 400 orang mahasiswa dari 7 universitas di Amerika. Kesemua peserta ditanya tentang utang kartu kreditnya, jumlah kartu kredit yang dimiliki dan pengetahuan keuangan secara umum. Peserta juga ditanya tentang interaksinya dengan orangtua selama kanak-kanak dan remaja.
Dalam laporan yang dimuat Journal of Family and Economic Issues, para peneliti menemukan bahwa dua pertiga dari seluruh peserta memiliki kartu kredit. Hampir sepertiga dari seluruh peserta memegang kartu kredit lebih dari satu.
Peserta yang mengaku sering mendengar orangtuanya bertengkar mengenai uang memiliki kemungkinan 2 kali lipat lebih besar memegang kartu kredit lebih dari satu dibandingkan peserta yang tidak mendengar orangtuanya ribut soal uang.
Mahasiswa yang mengaku punya kartu kredit lebih dari satu juga 3 kali lipat lebih besar kemungkinannya menimbun utang kartu kredit melebihi US$ 500 atau sekitar Rp 4,8 juta.
"Kita perlu menemukan cara yang efektif untuk meningkatkan perilaku finansial yang positif dari para mahasiswa, terutama yang berhubungan dengan penggunaan kartu kredit. Kita perlu membantu siswa dan orangtuanya mempelajari keterampilan keuangan dan membentuk perilaku yang sehat di usia dini untuk mencegah munculnya penggunaan uang yang buruk," kata peneliti seperti dilansir Medical Daily, Minggu (21/10/2012).
Oleh karena itu, para peneliti memberikan saran agar para pemegang kartu kredit dapat memanfaatkan kartunya dengan cerdas, yaitu:
Kartu kredit hanya digunakan untuk keadaan darurat
Pelajari cara peminjaman dan menabung uang dengan baik
Hindari pengeluaran biaya tambahan sebisa mungkin seperti biaya ATM, biaya penarikan dan biaya transfer
Tentukan batas penggunaan uang
Tanyakan apakah ada diskon ke manapun berbelanja

Hal Yang Tidak Boleh Anda Katakan Pada Anak

Maksud hati ingin mendidik anak supaya lebih disiplin, kuat dan bersikap baik di muka umum akan tetapi kok hasilnya selalu gagal. Sebenarnya kata-kata yang Anda pilih itu memengaruhi anak buat mematuhi Anda atau justru mengacuhkan.

1. "Jangan nangis"
Variasi kalimat yang lain: "Jangan sedih." "Jangan cengeng." "Jangan takut." Tapi anak-anak balita saat marah, takut, kesal pun menangis. Mereka tidak bisa selalu mengartikulasikan perasaan mereka dengan kata-kata. "Hal yang sangat wajar bagi orang tua ingin melindungi anak dari perasaan seperti itu," kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur, Family Support Services di Mailman Segal Institute for Early Childhood Studies, Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, AS. "Tapi mengatakan jangan tidak membuat anak merasa lebih baik, dan dapat juga mengirim pesan bahwa emosinya sesuatu yang terlarang." 
Sebagai gantinya Anda bisa mengatakan, "Kamu sedih tidak diajak bermain oleh Bayu?" atau "Kamu marah mainanmu direbut?" Dengan menamai perasaan, anak Anda akan belajar memberinya kata-kata untuk mengekspresikan dirinya. Sekaligus tanpa sadar mengajarkannya buat berempati. Pada akhirnya, dia akan menangis lebih sedikit dan menggambarkan emosinya sebagai gantinya.

2. "Coba contoh kakakmu/adikmu"
Mungkin tampak membantu jika anak Anda dapat melihat contoh nyata dari saudara kandungnya atau teman. "Rara pintar yah, bisa pake sepatu sendiri." Anak-anak berkembang dengan fasenya sendiri. Membandingkan anak Anda kepada orang lain menyiratkan bahwa Anda tak menginginkannya serta merusak kepercayaan dirinya. Sebaliknya, dorong prestasi dia saat ini: "Wow, kamu mencuci tangan sebelum makan tanpa mama minta, hebat!" Ingat membandingkan dengan saudaranya hanya akan memicu kekesalan dan membakar perasaan iri. Jangan heran kalau Anda justru dibuat pusing dengan pertengkaran mereka tiap hari.

3. "Berhenti atau mama pukul!"
Dalam mendisiplinkan anak, ancaman itu jarang efektif. Anda mengancam dengan peringatan seperti "Ayo berani ulangi lagi, Mama pukul!" Cepat atau lambat anak akan belajar bahwa ancaman itu tak pernah terjadi. Akhirnya ancaman Anda kehilangan kekuatannya. Lebih buruk lagi justru membuat Anda tambah frustasi, akhirnya malah memukul. Akan lebih efektif  jika melakukan pengalihan. Caranya  dengan membawa anak pergi dari situasi tersebut.
Misalnya, ia mengamuk di toko mainan karena tidak diturutin kemauannya. Daripada Anda bereaksi dengan membentak, mengancam, melotot, langsung saja ambil tindakan dengan menggendong anak Anda keluar dari toko, bawa ke tempat lain, lakukan time out setelah tenang beri pengertian. Cara ini terbukti lebih efektif.

4. "Tunggu sampai Ayah pulang!"
Pengasuhan tipe ini adalah jenis lain dari tipe mengancam. Seperti halnya mengancam, cara  ini tidak efektif. Bila Anda ingin pesan Anda sampai pada anak, disiplin harus dilakukan saat itu juga, bukan nanti. Saat anak Anda berulah, bersikap tidak baik, langsung beri konsekunsinya. Disiplin yang ditunda tidak mengajarkan konsekuensi tindakan salah pada anak. Kemungkinan besar yang terjadi saat si ayah pulang, anak Anda sudah lupa kejadian yang tadi. Akibat buruk lainnya, bila ini sering Anda lakukan, Anda akan kehilangan otoritas di mata anak Anda.

Hal Yang Tidak Boleh Anda Katakan Pada Anak

Maksud hati ingin mendidik anak supaya lebih disiplin, kuat dan bersikap baik di muka umum akan tetapi kok hasilnya selalu gagal. Sebenarnya kata-kata yang Anda pilih itu memengaruhi anak buat mematuhi Anda atau justru mengacuhkan.

1. "Jangan nangis"
Variasi kalimat yang lain: "Jangan sedih." "Jangan cengeng." "Jangan takut." Tapi anak-anak balita saat marah, takut, kesal pun menangis. Mereka tidak bisa selalu mengartikulasikan perasaan mereka dengan kata-kata. "Hal yang sangat wajar bagi orang tua ingin melindungi anak dari perasaan seperti itu," kata Debbie Glasser, Ph.D., direktur, Family Support Services di Mailman Segal Institute for Early Childhood Studies, Nova Southeastern University, Fort Lauderdale, AS. "Tapi mengatakan jangan tidak membuat anak merasa lebih baik, dan dapat juga mengirim pesan bahwa emosinya sesuatu yang terlarang." 
Sebagai gantinya Anda bisa mengatakan, "Kamu sedih tidak diajak bermain oleh Bayu?" atau "Kamu marah mainanmu direbut?" Dengan menamai perasaan, anak Anda akan belajar memberinya kata-kata untuk mengekspresikan dirinya. Sekaligus tanpa sadar mengajarkannya buat berempati. Pada akhirnya, dia akan menangis lebih sedikit dan menggambarkan emosinya sebagai gantinya.

2. "Coba contoh kakakmu/adikmu"
Mungkin tampak membantu jika anak Anda dapat melihat contoh nyata dari saudara kandungnya atau teman. "Rara pintar yah, bisa pake sepatu sendiri." Anak-anak berkembang dengan fasenya sendiri. Membandingkan anak Anda kepada orang lain menyiratkan bahwa Anda tak menginginkannya serta merusak kepercayaan dirinya. Sebaliknya, dorong prestasi dia saat ini: "Wow, kamu mencuci tangan sebelum makan tanpa mama minta, hebat!" Ingat membandingkan dengan saudaranya hanya akan memicu kekesalan dan membakar perasaan iri. Jangan heran kalau Anda justru dibuat pusing dengan pertengkaran mereka tiap hari.

3. "Berhenti atau mama pukul!"
Dalam mendisiplinkan anak, ancaman itu jarang efektif. Anda mengancam dengan peringatan seperti "Ayo berani ulangi lagi, Mama pukul!" Cepat atau lambat anak akan belajar bahwa ancaman itu tak pernah terjadi. Akhirnya ancaman Anda kehilangan kekuatannya. Lebih buruk lagi justru membuat Anda tambah frustasi, akhirnya malah memukul. Akan lebih efektif  jika melakukan pengalihan. Caranya  dengan membawa anak pergi dari situasi tersebut.
Misalnya, ia mengamuk di toko mainan karena tidak diturutin kemauannya. Daripada Anda bereaksi dengan membentak, mengancam, melotot, langsung saja ambil tindakan dengan menggendong anak Anda keluar dari toko, bawa ke tempat lain, lakukan time out setelah tenang beri pengertian. Cara ini terbukti lebih efektif.

4. "Tunggu sampai Ayah pulang!"
Pengasuhan tipe ini adalah jenis lain dari tipe mengancam. Seperti halnya mengancam, cara  ini tidak efektif. Bila Anda ingin pesan Anda sampai pada anak, disiplin harus dilakukan saat itu juga, bukan nanti. Saat anak Anda berulah, bersikap tidak baik, langsung beri konsekunsinya. Disiplin yang ditunda tidak mengajarkan konsekuensi tindakan salah pada anak. Kemungkinan besar yang terjadi saat si ayah pulang, anak Anda sudah lupa kejadian yang tadi. Akibat buruk lainnya, bila ini sering Anda lakukan, Anda akan kehilangan otoritas di mata anak Anda.

Index

 
jika ingin menyalin sebagian atau keseluruhan isi halaman ini, mohon cantumkan sumber alamat tautan ini