Total Pengunjung

Pages

       
   

Waspadai Makanan Berminyak (Gorengan)


''Belum lengkap kalau belum makan gorengan,'' ungkap Rosa (33 tahun), mahasiswi pascasarjana Universitas Indonesia, Depok, sambil membeli lima gorengan yang dijual di kantin kampusnya.
            Bagi Rosa, mengonsumsi makanan praktis tersebut seperti candu yang dilakoninya nyaris setiap hari. Padahal, Rosa paham sekali jika makanan tak sehat itu sangat berisiko bagi kesehatan dirinya. ''Bagaimana ya, sulit melepaskan diri dari gorengan,'' ungkapnya.
            Mengonsumsi gorengan yang lazim dijual di pinggir jalan dan di banyak tempat di Tanah Air memang sangat berisiko. Makanan gorengan umumnya dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying). Makanan jenis inilah yang sesungguhnya memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner.
            Kesimpulan tersebut merupakan hasil riset Ratu Ayu Dewi Sartika, mahasiswa program doktor di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI, Depok. Hasil penelitian Ratu Ayu Dewi Sartika dalam disertasi berjudul 'Pengaruh Asupan Asam Lemak Trans terhadap Profil Lipid Darah'.
            Menurut Ayu, masalah gizi di Indonesia menunjukkan adanya transisi epidemiologis. Maksudnya, penyakit-penykit 'pembunuh' dulu hanya didominasi oleh penyakit infeksi. Kini, penyakit mematikan tersebut kian meningkat oleh penyumbatan pembuluh darah yang merupakan ciri penyakit modern.
            ''Penyebabnya antara lain karena gaya hidup sebagian anggota masyarakat yang cenderung lebih sedentary life style (gaya hidup santai yang tak banyak melibatkan gerakan fisik-red),'' ungkap Ayu.
            Tingginya asupan lemak sebesar 80 persen hingga 90 persen berasal dari minyak goreng. Penelitian sebelumnya menunjukkan, ungkap Ayu, kontribusi tertinggi asupan lemak total dan asam lemak jenuh berasal dari makanan gorengan. Beberapa makanan gorengan yang mengandung asam lemak trans antara lain pisang goreng, ubi goreng, kroket, tempe goreng, singkong goreng, dan ayam goreng tepung.
            ''Padahal, jenis bahan makanan ini pada dasarnya tidak mengandung asam lemak trans,'' ujarnya. Karena itu, lanjut Ayu, hal ini menarik untuk diteliti. Karena, kemungkinan terjadinya asal lemak trans pada makanan tersebut berasal dari minyak goreng hasil pengulangan atau pemanasan dengan cara deep frying.
                        Kini, asam lemak trans yang merupakan salah satu jenis asam lemak selain asam lemak jenuh ini, kian menjadi sorotan. Maklum saja, asam lemak trans ini dapat meningkatkan kolesterol LDL (K-LDL) alias kolesterol 'jahat', rasio kolesterol total (K-HDL), rasio K-LDL dan H-LDL, serta menurunkan kolesterol 'baik' HDL (K-HDL).
            Asam lemak trans ini secara alami terdapat pada ruminansia yaitu hewan yang memamah biak seperti sapi, kerbau, kambing, dan lain-lain. Selain itu, asam lemak 'jahat' ini juga berasal dari hasil proses menggoreng deep frying serta margarin atau produk makanan jadi yang menggunakan minyak terhidrogenasi.
            Di Indonesia, ungkap Ayu, data mengenai kadar asam lemak trans dalam makanan serta rerata asupan lemak trans belum pernah diteliti sebelumnya. Padahal, konsumsi makanan gorengan di masyarakat Indonesia cukup tinggi. Karena itu, Ayu melakukan penelitian dengan mengambil sampel 388 orang di Perusahaan Migas Kalimantan Timur.
            Hasil penelitiannya membuktikan bahwa kontribusi tertinggi asupan asam lemak trans total adalah makanan gorengan. Selain itu, asupan asam lemak trans berkorelasi positif dengan asam lemak jenuh. Setiap penambahan asupan asam lemak jenuh akan menaikkan asupan asam lemak trans sebesar 0,03 energi total.
            Efek dua kali lipat
            Asam lemak trans memiliki ikatan rangkap yang terdapat di dalam minyak atau lemak cair. Asupan lemak trans yang tinggi di atas enam persen dari energi total secara terus menerus bisa berakibat buruk pada banyak hal. Menurut Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Miranti Gutawa, pengaruh negatif asam lemak trans lebih besar dari asam lemak jenuh dan kolesterol. Konsumsi asam lemak trans akan menaikkan kadar kolesterol jahat dan bisa menurunkan kadar kolesterol baik. Asam lemak trans mempunyai efek negatif dua kali lipat dibanding asam lemak jenuh. Menurut Institute of food science and technology pada 2004, setiap peningkatan satu persen asam lemak trans dapat meningkatkan kadar LDL sebesar 0,04 mmol per liter dan menurunkan kadar HDL sebanyak 0,013 mmol per liter.
            Asam lemak trans juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Pasalnya, konsumsi asam lemak trans pada ibu hamil dapat mengganggu asupan asam lemak esensial yang sangat dibutuhkan oleh calon bayi. Sebuah studi menunjukkan, wanita di negara yang mengonsumsi asam lemak trans tinggi akan menghasilkan ASI dengan kadar asam lemak trans sebesar 2 persen hingga 5 persen dari total asam lemak susu. European Community Multicenter Study on Antioksidant Myocardial Infraction and Breast Cancer (EURAMIC) menemukan hubungan positif antara konsumsi asam lemak trans dengan kanker payudara pada wanita yang telah mengalami menopause.
            Jumlah asam lemak trans dapat meningkat di dalam makanan berlemak, terutama akibat dari proses pengolahan yang diterapkan. Proses pemakaian minyak jalantah dapat meningkatkan kadar asam lemak trans. Itu berarti makanan yang dihasilkannya pun mengandung asam lemak trans. Hal itu bisa dihindari dengan penggunaan minyak goreng secukupnya, sehingga tidak ada minyak goreng sisa. Secara alami, asam lemak trnas diproduksi oleh sisa metabolisme hewan. Secara sintesis asam lemak dapat terbentuk akibat hidrogensi asam lemak, sehingga menyebabkan terjadinya isomerisasi ikaatan rangkap bentuk alami menjadi bentuk isomer trans.
            Asupan asam lemak trans penduduk Indonesia diperkirakan sangat tinggi. Hal ini terkait dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi makanan yang digoreng. Sedangkan di masyarakat kalangan menengah ke atas penggunaan margarin merupakan penyumbang asam lemak trans. ''Pengunjung restoran siap saji makin banyak,'' ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Fahmi Idris, di Jakarta beberapa waktu lalu. Fahmi menjelaskan, tren di Indonesia khususnya anak-anak adalah merayakan ulang tahun di restoran siap saji. Bahkan, untuk makan sehari-haripun mereka selalu ingin makan fast food.
                        ''Kesibukan orang, gaya hidup yang diterapkan pada anak, seolah-olah membuat empat sehat lima sempurna hilang, dan itu berbahaya buat jantung,'' katanya. Padahal, empat sehat lima sempurna merupakan makanan yang sangat sehat untuk segala jenis penyakit.
            Iktisar:
            - Beberapa makanan gorengan yang mengandung asam lemak trans antara lain pisang goreng, ubi goreng, kroket, tempe goreng, singkong goreng, dan ayam goreng tepung.
            - Asam lemak trans secara alami terdapat pada hewan yang memamah biak, dari hasil proses menggoreng deep frying, serta margarin atau produk makanan jadi yang menggunakan minyak terhidrogenasi.
                        

Index

 
jika ingin menyalin sebagian atau keseluruhan isi halaman ini, mohon cantumkan sumber alamat tautan ini