..............................
Seorang ayah bekerja di sebuah
perusahaan kecil. Dia merasa sangat bahagia sekali dengan aktivitas
sehari-harinya. Dia tinggal bersama seorang anak lelakinya dan istrinya. Setiap
ia pergi dan pulang kerja, ia tak pernah mencampur adukkan masalah kantor dan
masalah rumah. Setiap sang istri dan anak bertanya ia hanya berkata, “tugas
saya sebagai pemimpin rumah tangga hanya memenuhi kebutuhan kalian semua. Jadilah
seperti yang aku minta demi kebahagiaan kalian.” Dan mereka pun tak mempermasalahkan
suatu pekerjaan dia. Di samping si anak
yang bandal, dan si istri selalu berada di rumah. Kalaupun berbelanja ia hanya
titip dari tetangga untuk menghindari aib. Sehingga tak seorang pun di rumah
itu apa pekerjaan sang ayah.
Suatu saat, sang anaknya membuat keributan,
dan keributan itu mengakibatkan warga sekitar rumahnya marah. Sorenya sang ayah
pun mendengar dari tetangga, yang berusaha merusak rumahnya. Setelah dengar
ucapan itu. Sang ayah pun minta maaf, dan mengganti biaya kerugian akibat
kesalahan anaknya.
Setibanya di dalam rumah, sang ayah
pun sangat marah besar kepada anaknya dan berkata,”selama ini aku tak berharap
banyak pada kalian. Kalian bekerja sesuai tanggung jawabnya saja, aku sudah
merasa bahagia dan tak terbebani. Sekarang warga marah besar. Padahal, mereka
lah lahan usaha aku. Kalian tahu idak? Kalau kalian makan itu dari kotoran
mereka? Kalian tahu gak kalau mereka tidak buang kotoran, kalian tak pernah
makan dan tumbuh besar? Hal ini aku sembunyikan semata-mata untuk menutupi rasa
malu kalian yang memiliki aku sebagai pengusaha sedot WC. Kalian itu nyadar
kita itu siapa. Mereka itu yang membantu hidup kita. Mengapa sampai kamu buat
mereka marah wahai anakku? Mengapa kamu buat mereka ingin merusak rumah kita
berteduh? Kalau rumah ini hancur, kemana kita akan berteduh? Kalau saja ayah tidak
dibutuhkan mereka kembali bagaimana? Ayah akan hilang pekerjaan, dan kalian
makan apa? Kotoran mereka itu sangat berarti buat ayah. Pernahkah kalian
menyadari?”
Sang ayah pun pergi beranjak meninggalkan mereka tanpa pesan karena malunya
memiliki keluarga yang tak pernah mengerti. Dan sang ayah pun kehilangan
pekerjaannya.
..................................0=*tamat*=0..................................
Pesan Moral :
Jangan sesekali Anda bangga dengan
apa yang Anda miliki sehingga dengan mudah Anda merendahkan orang lain. Syukuri
apa yang diberikan Sang Pencipta kepada Anda saat ini. Jangan lah memperdulikan
apa yang dilakukan orang lain, apa pekerjaannya, atau latar belakangnya. Meskipun
ia pekerja kecil. Ingatlah kita semua ciptaan Tuhan. Kalau Anda ingin dihargai
orang-orang, hargailah orang lain terlebih dahulu sebelum Anda dihargai. Apa yang
Anda lakukan terhadap dunia, itulah yang akan Anda terima. Berusaha menjadi
lebih baik untuk kebahagiaan bersama.
Salam Motivasi
Admin
(catatan team jaya)