Pembohong cenderung menggerakkan kaki
dan tangan secara canggung dan berlebihan; ini karena secara tidak sadar ia
berusaha menyamarkan kata-katanya dan mengalihkan perhatian pendengarnya dengan
gerakan-gerakan itu. Gerakan ini bisa terbaca, misalnya, dari tangan yang
menyentuh arloji, gelang atau pergelangan tangan tanpa tujuan yang jelas.
Orang yang sedang berbohong tak akan
mampu menatap mata lawan bicaranya dengan durasi normal. Ia cuma bisa menatap
sekilas atau menatap lawan bicara lebih lama dari normalnya, kalau ia kebetulan
tahu bahwa pembohong tak bisa menatap lawan bicara dengan tatapan normal.
Pembohong juga berkedip lebih banyak daripada mereka yang tidak sedang
berbohong. Mata pembohong juga tidak bisa fokus; mata itu bergerak ke sana kemari
karena menghindar dipandang balik oleh lawan bicaranya.
Pembohong banyak menyentuh wajah ,
mulut dan hidung. Ini yang sulit dikendalikan oleh pembohong bahkan ketika
mereka sadar mereka sedang berbohong. Ini merupakan respons refleks psikologis
atas ketidakjujuran mereka, yang merupakan cara simbolis untuk mencegahnya
berbohong. Perilaku ini lebih sering terlihat pada mereka yang merasa tak
nyaman kalau harus berbohong.
Pembohong melihat ke arah bawah sewaktu
berbohong, seolah mereka sedang berpikir apa yang harus diucapkan berikutnya;
bedakan dengan orang yang bisa memandang tegak karena mereka tidak perlu
mengarang-ngarang cerita. Pembohong melihat ke bawah karena di situ ada ’kanvas
kosong’ untuk menjalin cerita yang bisa meyakinkan pendengarnya.
Pembohong sebenarnya sulit menjaga
konsistensi detail cerita atau kata-katanya. Orang yang sengaja berbohong harus
bekerja keras mengingat semua cerita jaga-jaga kalau diperlukan di lain waktu.
Non-pembohong tidak sulit mengulang cerita dengan detail yang konsisten; non
pembohong memiliki gambaran mental untuk disampaikan kembali, sedangkan
pembohong tidak terbekali dengan gambaran mental ini dan ia bakal kedodoran
dengan detail-detal yang diingat pendengarnya, sementara ia sendiri tidak akan
ingat.
Orang yang berbohong cenderung defensif
atau menggerakkan tubuh secara defensif ketika dicecar soal bohongnya, bahkan
ketika mereka tidak sedang dituduh berbohong. Ketika pendengar bertanya lagi
tentang detail cerita, pembohong bisa langsung membela diri, marah dan sewot,
dan balik bertanya, “Kamu ini ngomong apaan, sih?”. Ini bentuk mekanisme
bertahan mereka.
Pembohong sering menyentuh kerah baju
mereka. Ini karena ketika orang berbohong, ada sensasi menggelitik di jaringan
wajah dan leher yang menimbulkan perasaan tak nyaman di sekitar wajah dan
leher.
Pembohong menyelingi kata-katanya
dengan batuk buatan, untuk mengalihkan perhatian pendengarnya.